Sabtu, 04 Juni 2011

SUATU KEBETULAN


Aku adalah siswi salah satu SMA Negeri di kota Banyuwangi. Nama lengkapku Sanjivani Bulandari Radji, dan biasa dipanggil Bulan. 31 Mei – 1 Juni 2011 aku pergi ke Bukit Jimbaran, Bali untuk mengikuti tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Hari pertama aku merasa sedikit grogi karena tidak ada satu pun peserta yang kukenal. Sebelumnya memang aku telah mengikuti program bimbingan belajar intensif di salah satu Pusat Bimbingan Belajar di kota Denpasar,  namun tidak ada satu pun teman bimbel yang satu ruangan denganku, yang terletak di gedung Fakultas Teknik Arsitektur (DG) Universitas Udayana.Yah, hitung-hitung nambah pengalaman dan teman baru, jadi walau grogi di awal tapi bisa rileks di akhir. Kebetulan awal jalan menuju gedung DG aku bertemu seorang teman, pada saat kutanya ternyata dia juga di gedung DG lantai 2 jadi sekalian saja bareng.
Kita memasuki ruangan tepat jam 09.30, sengaja menepatkan waktu karena biasanya di negeri ini waktu suka memanjang tanpa perlu ditarik, hehe. Eh, ternyata aku salah. Saat tiba di ruangan,  bangku-bangku sudah penuh walau ada beberapa yang masih kosong. Segera kutanyakan letak tempat dudukku pada pengawas, dan kursiku terletak di pojok sebelah kanan depan dengan nomor peserta 901, tepat disamping pintu.  Teman baruku tadi duduk di belakangku, nomor 904.Hari pertama cukup membuat stress karena terdiri dari dua mata pelajaran, TPA dan Kemampuan Dasar. Rasanya tidak cukup mengerjakan soal sebegitu banyak hanya dalam waktu 60 menit. Tapi kenapa ya hanya pada saat ujian yang sifatnya nasional saja negeri ini bisa tepat waktu?
Hari kedua, aku datang dua jam lebih awal agar bisa lebih santai. Tiba di gedung suasana masih sepi, hanya ada beberapa orang yang kuperkirakan mereka adalah mahasiswa Udayana. Aku langsung menuju lantai dua dan duduk menikmati indahnya pemandangan sambil membuka-buka buku yang berhubungan dengan tes hari ini, yaitu Kemampuan IPS. Kira-kira setengah jam kemudian, seorang teman yang baru datang duduk di belakangku. Aku tidak begitu memperhatikan karena sedang asyik membaca. Namun selang beberapa lama aku mulai membuka interaksi. Kita sama-sama terkejut setelah mengetahui bahwa nama panggilan kita sama, Bulan. Nama lengkapnya Dina Rembulan. Wajar kita terkejut, karena jarang orang bernama Bulan. Dan sekarang, dua orang bernama Bulan berada pada satu gedung di sebuah Universitas. Lebih mengejutkan lagi, entah ini benar-benar kebetulan atau apa, jurusan pertama yang kita pilih pun sama, Sastra Belanda UI. Setelah cukup lama mengobrol dan bertukar pengalaman, ternyata kita masih mempunyai ekuivalensi yang lain, yaitu sama-sama tomboy, sama-sama suka main basket, sama-sama bercita-cita untuk mendapat beasiswa ke luar negeri, dan sama-sama tidak suka hal-hal yang berbau ekonomi dan administrasi. Sangat kebetulan. Dua orang Bulan dengan beberapa kesamaan personal berada dalam satu gedung Universitas. Subhanallah..
Sampai dirumah, segera kuceritakan kejadian menggelikan ini. Mungkin Bulan pun juga menceritakan hal ini pada orangtuanya.

Kamis, 10 Februari 2011

[YContest] SEBUAH KARYA KECIL, UNTUK PARA ORANG KECIL DI NEGERIKU YANG BESAR

    Aku seperti remaja kebanyakan, sangat suka bersenang-senang dan banyak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Aku suka melancong kesana kemari, menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang “cepat habis”, dll. Pernah sekali aku menghabiskan uang lebih dari Rp 100.000,- dalam sehari, yaitu untuk bermain jetski di pantai yang terletak di kota tetangga,  sekali main bertarif Rp 80.000,-. Itu berlangsung pada  libur semester saat aku masih SMP. Bersenang-senang dengan teman memang sangat asyik, sebagian besar waktu ku lalui seperti itu. Hingga pada suatu ketika  terjadi peristiwa, yang saat aku berusaha  memikirkannya  seakan terjadi pergulatan di otak, dan dobrakan keras dalam hatiku.
       Entah itu tanggal dan bulan berapa aku sudah tidak ingat lagi. Aku baru saja pulang dari berlibur ke Bali. Aku menaiki bus,  saat masih di Bali tidak ada pengamen. Namun ketika memasuki kota Banyuwangi (tempat tinggalku) tiba-tiba ada seorang anak kecil, kira-kira masih berumur 9 tahun,  menaiki bus yang sedang aku tumpangi. Seorang anak kecil berpenampilan dekil dengan membawa bekas botol air mineral diisi dengan kerikil, sehingga dapat di bunyikan. Pada waktu itu suasana dalam bus sedang hening karena banyak penumpang yang tidur. Aku yang semenjak  di Pulau Bali menikmati tidur nyenyak, tentu sekarang sudah tidak mengantuk lagi. Aku mulai mengamati sosok mungil yang berdiri tak jauh dari tempatku duduk. Tanpa banyak kata, dia mulai menggerak-gerakkan tangannya yang memegang bekas botol berisi kerikil, sambil menepuk-nepukkan ke sisi tangan yang lain. Suaranya mulai terdengar mengiringi setiap tepukan ”alat musik botol” di tangannya tersebut. Suara yang sedang melantunkan sebuah lagu.
       Aku terkesiap, bukan karena terpesona oleh  merdu suaranya. Karena aku sangat yakin suara yang saat itu kudengar tidak lebih indah dari teriakan cempreng adikku. Ya, suara seorang anak berumur 9 tahun yang saat itu kudengar bagai jeritan batinnya sendiri. Seolah jeritan itu berusaha menggelayuti hatiku agar bersedia mengasihani dia. Aku hanya bisa menguatkan hati, dan  mengalihkan pandanganku untuk mencari pemandangan  yang lebih manusiawi. Sudah jelas kulihat, betapa kerasnya kehidupan yang dia jalani. Seharusnya anak seusianya pada jam-jam seperti waktu itu adalah waktu untuk bersekolah, atau menikmati rileksnya tidur di rumah ditemani sang ibu, dan segelas susu. Tapi lain dengan pria kecil dihadapanku, siang hari seperti itu dia menaiki bus demi bus untuk mencari sebuah berkah yang akan dinikmati oleh dia sendiri.. dan mungkin  juga keluarganya.
         Lagu yang dibawakan telah usai, aku mulai merogoh dompet,  mengeluarkan beberapa isinya dan kuberikan semua untuknya.Waktu itu dia memakai bungkus permen untuk tempat menyimpan uang hasil ngamen.  Raut wajahnya berubah, jika dapat kusimpulkan detik itu ia amat senang. Dengan wajah berbinar dia berlalu dari hadapanku dan menghampiri penumpang yang lain. Aku tersenyum kecil, mungkin hanya itu yang bisa ku lakukan untuk saat ini. Sekadar mengubah raut wajah, dan membantunya menarik kedua sisi bibirnya untuk dapat tersenyum.
Mengingat di negeri ini masih banyak sekali yang senasib seperti bocah itu.Tentu ini merupakan tanggung jawab yang berat, jika mereka dapat menentukan pilihan, mereka tidak akan memilih hidup seperti itu. Begitu pula dengan kita, jika posisi berbalik belum tentu kita mampu segigih mereka. Demi ratusan rupiah, mereka rela mengeluarkan ribuan keringat. Demi mengisi kantong kresek lusuh yang selalu di bawa, mereka rela menyusuri sudut kota yang justru menyengsarakan tiap langkah kaki mereka.
             Teman, inilah kisah yang menjadi beban di hatiku hingga saat ini. Sebuah kisah yang memugar kehidupanku, hingga aku berusaha sekeras mungkin untuk meninggikan derajatku, sebelum meninggikan derajat orang banyak. Sejak kejadian itu setiap kali aku membeli sesuatu kecuali buku, aku benar-benar membuat skala prioritas. Aku juga sudah tidak suka berfoya-foya lagi, dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk merenungi hal-hal yang perlu di evaluasi dalam tiap kejadian hidupku.
          Ini hanya satu contoh kepiluan dari sekian banyak pahlawan jalanan yang ada di negeri kita. Hendaknya lewat kisah ini kita mampu meresapi hal-hal yang selalu terlewat untuk dikaji dan dimakmurkan. Mungkin karena sangat sedikit lapangan kerja di Indonesia ini yang membuka peluang bagi orang-orang putus sekolah. Padahal kita diciptakan dengan talenta yang berbeda satu dengan yang lain. Justru itulah letak perbedaanya, bukan antara yang sarjana dan non sarjana. Apakah dengan lebih mengutamakan para sarjana ekosistem dunia akan seimbang? Lebih baik mana antara hanya memprioritaskan sarjana, atau prioritas untuk semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun negeri kita ini? Masihkah kita ragu dengan ciptaan-Nya seolah kita masih saja mengkotak-kotak orang antara berpendidikan tinggi dengan yang tidak? Semoga perenungan kita dapat merealisasikan hal-hal yang lebih produktif untuk kepentingan orang banyak.
         Melalui ajang  [YContest] dari yourshoper.org aku berharap dapat memberi kontribusi dalam bentuk tulisan yang dapat menghijaukan negeri ini, bukan hanya dari sektor lingkungan saja, tetapi juga dari sektor SDM nya. [YContest] merupakan ajang positif yang cerdas dimana kontes ini melombakan tulisan – tulisan segar yang siap dibaca demi menjadi bibit untuk terciptanya kehijauan dunia.
Salam hijau untuk negeriku!

Minggu, 28 November 2010

Renaissance

Abad Renaisans (Bahasa Perancis/Bahasa Inggris: Renaissance; Bahasa Italia: Rinascimento; arti harafiah: kelahiran kembali) adalah sebuah gerakan kebudayaan antara abad ke-14 hingga abad ke-17, bermula di Italia pada akhir Abad Pertengahan dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Gerakan ini mencakup kebangkitan pengetahuan berdasarkan sumber-sumber klasik, tumbuhnya panutan pada Sri Paus dan segala sesuatu yang anggun, perkembangan gaya perspektif dalam seni lukis, dan kemajuan ilmu pengetahuan. Gerakan Masa Pencerahan memberikan efek yang luar biasa pada semua usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tapi mungkin yang paling terkenal adalah kemajuan dari segi kesenian dan kontribusi dari para polymath (orang yang memiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan “Renaissance Men”.
Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini dipicu kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut membuat para pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasai teknologi tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh mistisme zaman pertengahan dengan kembali kepada sains zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap pelanggaran terhadap misi ketuhanan.
Potret keluarga Medici oleh Ghirlandaio
Perkembangan pertama renaisans terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan dari kutukan pihak gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan pedagang. [1]
Dengan kebebasan besar itu, seniman bisa berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang mengangkat nama banyak seniman terkenal. Melalui gilda ini seniman mendelegasikan pekerjaan, bekerja sama, hingga mendidik bakat-bakat baru.

LEARNING SKILL

Masa anak-anak adalah masa disaat kita menerapkan metode bermain untuk belajar,dan meningkatkan kreativitas. Namun pada dasarnya,metode belajar mulai dari jenjang anak-anak-remaja-dewasa adalah sangat berbeda. Yang akan dibahas kali ini adalah 2 macam metode belajar yang sangat kontras sekali perbedaannya. Yaitu teknik belajar Tradisional,dan teknik belajar yang dipercepat.

Ringkasan Perbedaan


             TRADISIONAL                                                            BELAJAR CEPAT
 
  1.  kaku                                                                 1.   luwes
  2. serius                                                                 2.   gembira
  3. satu jalan                                                            3.   banyak jalan
  4. mementingkan sarana                                          4.   mementingkan tujuan
  5. bersaing                                                              5.   bekerjasama
  6. behavioristis                                                        6.   manusiawi
  7. verbal                                                                 7.   multi indriawi
  8. mengontrol                                                          8.   mengasuh
  9. mementingkan materi                                           9.   mementingkan aktivitas
  10. mental (kognitif)                                                  10.  mental/emosi/fisik
  11. berdasar waktu                                                   11.  berdasar hasil

           Kita bisa bedakan,metode mana yang berorientasi pada "hasil".
Di sekolah-sekolah masih banyak kita jumpai penerapan metode belajar tradisional,karena terpaku hanya pada hal itu,dan enggan untuk mencari terobosan baru. Padahal yang memicu berhasilnya proses belajar adalah rasa gembira dan enjoy pada keadaan itu. Tentu ini berkaitan erat dengan suasana.
           Seperti sudah diulas didepan,pada masa anak-anak diterapkan metode bermain untuk belajar,tidak heran jika daya ingat anak-anak sangat kuat. Namun apa yang terjadi saat ini? Masihkah kita seperti itu? Pasti sebagian besar orang menjawab 'tidak". Di sekolah kita bersaing dengan teman,belajar serius dikelas,pikiran penuh dengan materi. Tapi adakah rasa puas jika kita setiap hari hanya seperti itu,tanpa berusaha menerapkan metode belajar yang lebih efisien dan manusiawi?
            Teknik belajar cepat adalah teknik yang mengikutsertakan dan mengedepankan interaksi antara pembicara dan pendengar,sehingga terjadi impact yang saling timbal balik antar keduanya. Metode yang diterapkan sangat sederhana,dan tentu saja hasilnya lebih banyak daripada metode biasa. Inilah pentingnya sebuah inovasi dalam belajar.
    



   Dewasa ini sering kita menjumpai cacat moral,cacat hukum,dan cacat-cacat yang lain. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa cacat sebenarnya justru pada cara belajar kita yang salah. Sebuah hal yang sangat mendasar,namun patut untuk diperhitungkan. Belajar harus disertai praktik,baik praktik dalam menerapkan sebuah materi,maupun praktik untuk mengajarkan materi tersebut kepada orang lain,dapat kita pikir secara langsung,mana yang berpotensi untuk mendapatkan hasil belajar lebih banyak,dibandingkan dengan hanya mendengar dan bertanya kepada pembicara.

Ada sebuah lagu lama School Days yang ditulis pada tahun 1906


Masa sekolah,masa sekolah
Masa-masa yang penuh aturan
Membaca,menulis,dan berhitung
Diajarkan seirama ketukan tongkat kayu


Kita pasti pernah mengalami takut belajar,mungkin karena gurunya killer. Itulah slah satu dari cacat belajar. Sebaiknya,buatlah suasana belajar menjadi enjoy,dan fleksibel. Dahulu saat usia anak-anak,kita bagai mangkuk bermulut lebar,yang menyerap segala macam hal-hal yang ada disekitar kita tanpa ada kekangan,sehingga kita dapat lebih mudah memahami dan mengingat. Tapi seiring berjalannya waktu,mangkuk bermulut lebartersebut mulai tercekik oleh berbagai macam aturan,sehingga mulut mangkuk menjadi menyempit seperti.....mungkin vas bunga. Sehingga materi yang masuk pun menjadi hanya setetes demi setetes.
Mungkin tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita menggunakan metode belajar yang lebih manusiawi,dan semoga dunia pendidikan di negeri kita lambat laun akan menerapkan metode belajar yang cepat dan menyenangkan. Menurut para pakar,belajar yang baik bukan hanya menggukanan otak kiri dan otak kanan saja,tapi juga seluruh anggota tubuh yang ikut berinteraksi. Ada sebuah gagasan lagi,"jika tubuhmu tidak bergerak,otak tidak beranjak".

Senin, 22 November 2010

Pertumbuhan & Perkembangan IPTEK

Periodisasi Sejarah

1) Zaman Purba (4 juta tahun lalu)
              Dikenal dengan zaman batu,ciri ilmu yang dikembangkan adalah kemampuan mengamati,membedakan,memilih,dan melakukan percobaan. Hasil dari periode ini adalah pembuatan alat-alat batu,yang kemudian lebih disempurnakan dengan besi dan perunggunya,juga sistem bercocok tanam.


 hasil budaya :






 
2) Zaman Yunani (600-200 SM)
           Terjadi perubahan besar pada cara berpikir umat manusia,dan babak dimulainya teknologi. Antara lain ditemukannya dalil-dalil. Seperti phytagoras,archimedes,dll.  

Phytagoras 

   Archimedes





 


3) Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)
        Zaman ini sering disebut zaman kegelapan karena perkembangan ilmu pengetahuan terhenti di Eropa. Agama Kristen mulai berkembang & mendominasi kehiduoan masyarakat eropa. Namun sebaliknya perkembangan IPTEK di dunia islam mulai menonjol.

Saya perkenalkan beberapa tokoh yang mengawali permulaan peradaban teknologi islam : 


AL-KHWARIZMI  (Aljabar)


AL KINDI (Ahli Filsafat Islam yang pertama)




IBNU SINA (Bapak Kedokteran Modern)



4) Zaman Modern (658 M-Sekarang)
                  Zaman modern diawali dengan zaman Renaissance (fase kebangkitan kembali iptek di eropa). Orang mulai mengandalkan kekuatan rasio (akal),dan meninggalkan dogma-dogma agama.
Ilmuwan zaman modern yang sangat terkenal dan sempat menjadi orang number wahid se-dunia,ialah William Henry Gates atau dikenal dengan nama Bill Gates,pemilik microsoft corporation bersama sahabatnya Paul Allen.








Bill Gates











                           Paul Allen
















Here is their great product !!