Aku adalah siswi salah satu SMA Negeri di kota Banyuwangi. Nama lengkapku Sanjivani Bulandari Radji, dan biasa dipanggil Bulan. 31 Mei – 1 Juni 2011 aku pergi ke Bukit Jimbaran, Bali untuk mengikuti tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Hari pertama aku merasa sedikit grogi karena tidak ada satu pun peserta yang kukenal. Sebelumnya memang aku telah mengikuti program bimbingan belajar intensif di salah satu Pusat Bimbingan Belajar di kota Denpasar, namun tidak ada satu pun teman bimbel yang satu ruangan denganku, yang terletak di gedung Fakultas Teknik Arsitektur (DG) Universitas Udayana.Yah, hitung-hitung nambah pengalaman dan teman baru, jadi walau grogi di awal tapi bisa rileks di akhir. Kebetulan awal jalan menuju gedung DG aku bertemu seorang teman, pada saat kutanya ternyata dia juga di gedung DG lantai 2 jadi sekalian saja bareng.
Kita memasuki ruangan tepat jam 09.30, sengaja menepatkan waktu karena biasanya di negeri ini waktu suka memanjang tanpa perlu ditarik, hehe. Eh, ternyata aku salah. Saat tiba di ruangan, bangku-bangku sudah penuh walau ada beberapa yang masih kosong. Segera kutanyakan letak tempat dudukku pada pengawas, dan kursiku terletak di pojok sebelah kanan depan dengan nomor peserta 901, tepat disamping pintu. Teman baruku tadi duduk di belakangku, nomor 904.Hari pertama cukup membuat stress karena terdiri dari dua mata pelajaran, TPA dan Kemampuan Dasar. Rasanya tidak cukup mengerjakan soal sebegitu banyak hanya dalam waktu 60 menit. Tapi kenapa ya hanya pada saat ujian yang sifatnya nasional saja negeri ini bisa tepat waktu?
Hari kedua, aku datang dua jam lebih awal agar bisa lebih santai. Tiba di gedung suasana masih sepi, hanya ada beberapa orang yang kuperkirakan mereka adalah mahasiswa Udayana. Aku langsung menuju lantai dua dan duduk menikmati indahnya pemandangan sambil membuka-buka buku yang berhubungan dengan tes hari ini, yaitu Kemampuan IPS. Kira-kira setengah jam kemudian, seorang teman yang baru datang duduk di belakangku. Aku tidak begitu memperhatikan karena sedang asyik membaca. Namun selang beberapa lama aku mulai membuka interaksi. Kita sama-sama terkejut setelah mengetahui bahwa nama panggilan kita sama, Bulan. Nama lengkapnya Dina Rembulan. Wajar kita terkejut, karena jarang orang bernama Bulan. Dan sekarang, dua orang bernama Bulan berada pada satu gedung di sebuah Universitas. Lebih mengejutkan lagi, entah ini benar-benar kebetulan atau apa, jurusan pertama yang kita pilih pun sama, Sastra Belanda UI. Setelah cukup lama mengobrol dan bertukar pengalaman, ternyata kita masih mempunyai ekuivalensi yang lain, yaitu sama-sama tomboy, sama-sama suka main basket, sama-sama bercita-cita untuk mendapat beasiswa ke luar negeri, dan sama-sama tidak suka hal-hal yang berbau ekonomi dan administrasi. Sangat kebetulan. Dua orang Bulan dengan beberapa kesamaan personal berada dalam satu gedung Universitas. Subhanallah..
Sampai dirumah, segera kuceritakan kejadian menggelikan ini. Mungkin Bulan pun juga menceritakan hal ini pada orangtuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar